Sakuto dan temannya sedang dalam perjalanan mengantarkan
bunga. Sakuto selalu mengikuti gerakan temannya itu. Temannya melarangnya
mengikuti gerakannya. Sakuto melihat ke arah luar mobil. Dia melihat balon yang
terlepas dari genggaman seorang anak.
Flashback ....
Sakuto dimarahi mamanya karena melepaskan balonnya lagi. Ayahnya
membela kalau sakuto tidak sengaja. Mama sakuto berkata kalau sakuto
melakukannya karena dia bodoh. Mama sakuto berkata kalau dia tidak suka anak
yang bodoh.
Di tempat lain, sekumpulan peneliti sedang memperhatikan
seekor tikus. Tikus itu ditempatkan disebuah labirin dan diharapkan bisa sampai
ke tujuan hanya dengan tanda O dan X. Dan akhirnya tikus itu berhasil hanya
dalam waktu 59 detik.
Sakuto tiba di tempat mengantarkan bunganya. Ternyata bunga
itu untuk Haruka, salah satu peneliti. Haruka menanyakan bunga itu kiriman dari
siapa? Tapi sakuto malah menirukan perkataannya. Haruka kesal dan menutup
pintunya. Sebelum pintu tertutup, Sakuto menahan pintu dengan tangannya. Sakuto
pun berteriak kesakitan. Sakuto menangis seperti anak kecil. Haruka heran
bagaimana bisa pria dewasa sepertinya menangis seperti anak kecil.
Yanagawa datang dan memarahi sakuto. Yanagawa minta maaf dan
menjelaskan kalau Sakuto ini agak lambat. Ketika menandatangani tanda bukti
penerimaan, Haruka mengetahui nama sang pengirim, Hachisuka si ketua peneliti. Haruka
sangat senang. Tiba- tiba Sakuto memainkan aksesoris yang ada di dekat Haruka
dan membuat Haruka terkejut. Yanagawa memarahi Sakuto karena selalu menyentuh
benda yang berkilauan. Setelah ditanda tangani, Yanagawa pamit dan bertanya
pada Haruka kalau Haruka tidak akan komplain ke perusahaan kan? Haruka menjawab
tidak. Yanagawa lega dan pergi.
Ketika Haruka mengangkat bunganya, ada sesuatu yang
terjatuh. Ternyata tiket konser klasik.
Yanagawa bermaksud mengagetkan Sakuto. Tapi Sakuto tidak ada
di dalam mobil. Yanagawa melihat ada kerumunan dan terkejut ternyata Sakuto
memanjat cerobong asap yang tinggi.
Flashback ...
Sakuto diberitahu ayahnya kalau balon ini berisi impian. Mama
tidak ingin Sakuto kehilangannya. Ayahnya menalikan balon di tangannya.
Mengingat pesan ayahnya, maka Sakuto ingin mengambil balon
yang nyangkut di ujung cerobong asap. Dia tidak ingin kehilangan balon lagi dan
menjadi anak bodoh. Sakuto ingin menjadi anak yang baik sehingga mamanya
mencintai Sakuto.
Di tempat lain, Hagiwara (bosnya Sakuto) menjemput Hiyama
yang baru keluar dari penjara. Hagiwara akan membawa Hiyama ke tempatnya dan
menjelaskan kalau ibunya sudah memberikan barang- barang Hiyama.
Di toko bunga, Sakuto bekerja sendirian sedangkan teman-
temannya yang lain asyik bermain bola tangkap. Hagiwara dan Hiyama tiba, Sakuto
penasaran dengan orang baru. Hagiwara mengenalkan Hiyama kepada semuanya. Dan meminta
mereka untuk berteman. Sepeninggalnya hagiwara, mereka mengelilingi Hiyama.
Hiyama terkejut kesakitan, ternyata Sakuto menusuk pantatnya sebagai sambutan. Teman-
teman lainnya pun tertawa. Tapi tidak dengan Hiyama, dia jengkel pada Sakuto. Sakuto
menangis dan berkata kalau dia ingin menjadi temannya. Hiyama yang belum tahu
kalau Sakuto agak kurang hendak memukulnya. Sebelum Hiyama memukul Sakuto, Yanagawa
menjelaskan kalau Sakuto ini agak lambat
dari lahir. Hiyama pun pergi begitu saja.
peneliti mempresentasikan penelitiannya
pada tikus yang sudah dimodifikasi otaknya. Tikus itu dinamai Algernon telah
berhasil melalui tahap tes labirin. Dan selanjutnya ketua peneliti mengatakan
kalau akan masuk ke tahap uji klinis. Setelah pertemuan itu, para anggota
peneliti berbincang kalau uji klinis itu tidak mungkin. Apalagi dari semua
binatang hanya Algernon yang sukses dalam penelitian ini dan khawatir kalau
sesuatu yang buruk akan terjadi ketika mereka masuk ke tahap uji klinis. Haruka
membela kalau Hachisuka pasti sudah mempertimbangkan hal ini. Namun ketika
Haruka melihat Algernon tampak kecemasan di wajahnya.
Yanagawa merlihatkan trik sulap pada teman- temannya. Mereka
bertaruh untuk menebak letak kertas tisu. Sakuto pun ikut dalam permainan itu. Dari
meja makan, Hiyama melihat kalau sebenarnya Yanagawa telah menipu mereka dengan
memasukkan kertas tisu lain ke dalam gelas yang lain. Hiyama marah dan tanpa
berkata apapun dia meninggalkan mereka.
Di ruangannya, Hachisuka sedang istirahat sambil
mendengarkan musik klasik. Haruka datang dan membawakan laporan Algernon.
Mendengar musik yang sedang diputar dan Hachisuka memberitahu kalau musik itu
dimainkan oleh sebastian bach, Haruka terkejut dan senang mengira kalau yang
mengiriminya bunga dan tiket konser adalah Hachisuka.
Sakuto belajar kata- kata. Hiyama ingin menelepon ibunya
tetapi tidak aktif. Ketika Sakuto salah, Hiyama membenarkan. Hiyama bertanya
mengapa Sakuto selalu belajar tiap malam seperti itu padahal sia- sia. Sakuto
ingin bisa mengemudi. Hiyama mengatakan kalau itu tidak mungkin. Kemudian Hiyama
menawari Sakuto minum tetapi Sakuto menolaknya. Sakuto tidak bisa minum alkohol
karena dia akan menjadi robot kalau minum alkohol.
Di tempat lain, Algernon berhasil keluar dari kandangnya. Algernon
dengan pintarnya bisa keluar dari gedung penelitian tersebut.
Yanagawa dan teman- temannya memanfaatkan Sakuto. Karena ketampanan
Sakuto, dia dimanfaatkan untuk mencari gadis yang mau diajak kencan. Teman-
temannya ragu pada Sakuto. Yanaga menenangkan mereka dan berkata kalau kali ini
pasti akan berhasil. Tentu saja Sakuto berhasil menarik banyak wanita cantik.
Tim peneliti datang ke penampungan orang- orang cacat. Ketua
meminta daftar orang- orang cacat yang ada disana. Penjaga menanyakan untuk apa
daftar itu? Tetapi ketua peneliti tidak memberitahu alasan pastinya. Salah satu
peneliti menerima telfon yang memberitahukan kalau algernon lepas. Para peneliti
yang ada di sana pun terkejut.
Bersambung ke part 2, baca di sini
No comments:
Post a Comment